Sunday, December 13, 2009

Seorang Pesawah

Berdiri di tengah bendang ,
Tanah luas terbentang ,
Nak membajak bukannya senang ,
Perlukan hati yang sabar dan tenang ,
Hayunkan empat kerat membanting tulang ,
keringat mencurah melinang-linang .

Menabur benih-benih padi ke dalam bendang ,
Bersama-sama angin ia melayang ,
Tumbuhnya tak seberapa batang ,
Hasil lumayan tak terbayang-bayang ,
Perut anak-bini tak pernah kenyang ,
Muka pucat badan kurus orang yang tersayang ,
Apa boleh buat nasib Si Pesawah yang malang .

Hujan lebat benih-benih di sawah tenggalam ,
Ada yang mati ada yang sudah hitam ,
Terpaksalah Si Pesawah menyulam ,
Sudah tumbuh disepit pula ketam ,
Hatinya pun naik geram ,
Mukanya kelihatan muram ,
Masa depan anak-anak menjadi kelam .

Sementara menunggu pokok-pokok membesar tangkap ikan di kolam ,
Kadang-kadang jagung dan ubi kayu pun ditanam ,
Kalau tidak anak-bini makan nasi berlaukkan garam ,
Bekerja dari suria terbit hinggalah terbenam ,
Sampai ke rumah sudah pukul enam ,
Sempat lagi ke hutan untuk mencari ulam ,
Itulah juadah kami makan malam .

Bubuh baja dan sembur racun tidak pernah selang ,
Pokok padi subur tumbuh menjulang ,
Perasaan hati agak begitu senang ,
Berdoa agar nasib jangan ditimpa malang ,
Pokok-pokok padi tumbang ditiup angin kencang ,
Harapan hampa segala-galanya telah hilang .

Kehidupan Si Pesawah sehelai sepinggang ,
Kais pagi makan pagi , kais petang makan petang ,
Kocek kosong beli barang dengan hutang ,
Nanti menjelaskan dengan hasil dari bendang ,
Kalau hasil tanaman dah hilang ,
Macam manakah nak bayar duit hutang ?

Bolehkah Tuan Yang Berhormat kami minta tumpang ,
Hendak beli sawi pun bukannya dua tiga kupang ,
Minta pinjam beras secupak tak payah segantang ,
Padi sebutir pun tidak ada di dalam jelapang ,
Bersyukurlah kami kalau perut boleh suku kenyang ,
Pilihanraya sekali lagi tentu YB akan menang .

No comments:

Post a Comment