Kalah dalam pertaruhan judi ,
Terbebel kata-kata yang pedih ;
Teringat orang lupakan budi ,
Sakit pedih hatiku terserpih .
Kasut direndam dalam baldi ,
digosok bersih dengan berus ;
Orang yang meninggalkan pengundi ,
Bagai pancang digoyang arus .
Air muka gadis berseri-seri ,
Sopan santun hatinya suci ;
Yang Berhormat menarik diri ,
Tentu semua orang benci .
Buah pisang diangkut lori ,
Ditimbang pula dengan kati ;
Apa jua alasan diberi ,
Amanat tidak boleh diganti .
Tiada rotan akar diganti ,
Susu lembu nama sapi ;
Pantang amat rakyat dikhianati ,
Akhirnya balasan menara dikecapi .
Menjeram dalam air hangat ,
Menonyoh badan yang berdaki ;
Berdiri tegak dengan semangat ,
Dari rambut sampai ke kaki .
Mengetuai penghuni Taman Sari ,
Bertemu dangan Dato’ Seri ;
Menyempurnakan amanah kami beri ,
Jangan sewenang-wenang menarik diri .
Bakar kemenyan dengan sabut ,
Asap di pangkal pucuk kecut ;
Menghadapi masalah dia cabut ,
Itu perangai kaki pengecut .
Orang salah harus dikritik ,
Lantang menyuarakan masalah rakyat ;
Sesat dalam lautan politik ,
Hanyut lenyap dalam hayat .
Sikap jimat harus disemat ,
Kata orang dia lebih ;
Tingkah laku Yang Berhormat ,
Luka parah hatiku terserpih .
Thursday, March 4, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment